Rabu, 29 Januari 2014

Sidang Sangha Buddhis



Sidang Sangha Buddhis

Konsili I-IV
Menurut Mahayana dan Theravada
KONSILI I VERSI MAHAYANA
KONSILI I VERSI THERAVADA
1
Pemimpin
Bhikkhu Maha Kassapa
1
Pemimpin
Y.A.Bhante Maha Kassapa
2
Peserta
500 Bhikkhu & maha kassapa (total 501)
2
Peserta
499 Arahat dan Maha Kassapa(total 500 arahat)
3
Tempat
Goa Sattapanni, Rajagaha
3
Tempat
Goa Sattapanni, Rajagaha
4
Sponsor
-
4
Sponsor
Raja Ajattasatu
5
Waktu
544 S.M atau 487 S.M.3 Bulan/masa vassa
5
Waktu
543 S.M, selama 7 bulan

6
Latar Belakang
Pernyataan Bhikkhu Subbhada bahwa sekarang para Bhikkhu telah terbebas dari Petapa Agung, dan mereka bebas melakukan hal-hal yang mereka sukai dan tidak melakukan hal-hal yang tidak disukai
6
Latar Belakang
Pernyataan Bhikkhu Subbhada bahwa sekarang para Bhikkhu telah terbebas dari Petapa Agung, dan mereka bebas melakukan hal-hal yang mereka sukai dan tidak melakukan hal-hal yang tidak disukai
7
Tujuan
Pembakuan Dhamma dan Vinaya lengkap dengan semua bagiannya untuk menggantikan kedudukan Sang Buddha
7
Tujuan
1)        Menghimpun ajaran Buddha yang diajarkan kepada orang, di tempat dan waktu berlainan
2)      Mengulang Dhamma Vinaya agar ajaran Buddha tetapmurni
8
Hasil
1)        Pengukuhan Vinaya oleh Bhikkhu Upali
2)        Pengukuhan Dhamma oleh Bhikkhu Ananda
8
Hasil
1)   Sangha tidak menetapkan mana peraturan yang dihapus dan mana yang harus dilaksanakan, juga tidak akan menambah peraturan yang telah ada
2)   Agama Buddha masih utuh
3)   Penyusunan Vinaya di bawah pimpinan Arahat Upali
4)   Penyusunan Dhamma di bawah pimpinan Arahat Ananda
5)   Penyesuain gugatan terhadap Y.A Ananda
9
Dampak
Kelompok Bhikkhu Purana menolak hasil Konsili I
9
Dampak
-

KONSILI II VERSI MAHAYANA
KONSILI II VERSI THERAVADA
1
Pemimpin
Bhikkhu Yassa
1
Pemimpin
Y.A.Revata dibantu Y.A. Yasa
2
Peserta
-
2
Peserta
700 Arahat
3
Tempat
Vaisali
3
Tempat
Vaisali
4
Sponsor
-
4
Sponsor
Raja Kalasoka
5
Waktu
434 S.M / 550 S.M.(110 -137 tahun setelah Konsili I)
5
Waktu
443 S.M (100 tahun setelah Konsili I), selama 4 bulan
6
Latar Belakang
Perbedaan soal penafsiran Dharma dan Vinaya.
6
Latar Belakang
Penyimpangan Vinaya oleh sekelompok bhikkhu dari Suku Vajji, yaitu melaksanakan Dasa Vatthuni
7
Tujuan
Membahas masalah perlunakan Vinaya oleh kelompok bhikkhu dari Vaisali (Suku Vajji)
7
Tujuan
Meluruskan penyimpangan Vinaya, yang dilakukan oleh Kelompok Bhikkhu Suku Vajji
8
Hasil
Menetapkan Kelompok Bhikkhu dari Vaisali, melanggar Vinaya
8
Hasil
1)      Menyatakan Kelompok Bhikkhu Suku Vajji melanggar Vinaya
2)      Pembacaan ulang Dhamma dan Vinaya oleh 700 Arahat
9
Dampak
1)      Sangha terpisah menjadi 2 kelompok, yaitu Staviravada dan Mahasanghika
2)      Pada masa selanjutnya, muncul sekolah-sekolah Buddhis (school of Buddhism)
9
Dampak
1)      Muncul gugatan dari kelompok Bhikkhu Mahadeva terhadap otoritas Arahat dalam menentukan Dhamma dan Vinaya
2)        Sangha terpisah menjadi 2  kelompok, yaitu Staviravada dan Mahasanghika
3)      Pada masa selanjutnya, muncul sekolah-sekolah Buddhis (school of Buddhism)

Konsili III Mahayana
Konsili III Theravada
1
Pemimpin
Arahat
Moggaliputa Tissa
Pemimpin
Arahat
Moggaliputa Tissa
2
Peserta
-
Peserta
1000 orang bhikkhu
3
Tempat
Pataliputra
Tempat
Pataliputta
4
Sponsor
Raja Asoka Wardana
Sponsor
Raja Asoka Wardana
5
Waktu
247 SM
Waktu
249 SM Selama 9 bulan
6
Latar Belakang
Diantara golongan Sthaviravada terdapat kelompok Bhikkhu yang tidak setuju dengan doktrin Sthaviravada
Latar Belakang
1)      Karena adanya perbedaan mengenai Dhamma di antara para Bhikkhu dari berbagai sekte agama Buddha
2)      Pada masa pemerintahan Raja Asoka, Sangha mendapat bantuan yang luar biasa dari kerajaan. Hal tersebut, dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, yaitu dengan masuk menjadi anggota Sangha bhikkhu karena hanya ingin mendapat tunjangan dan berbagai kemudahan yang diberikan kerajaan, tanpa mendalami Dhamma. Hal ini meresahkan Raja Asoka, dan beliau mengundang Arahat Moggaliputa Tissa, yang kemudian memimpin konsili III untuk menyelesaikan masalah tersebut.
7
Tujuan
Membahasa tentang perbedaan mengenai ajaran yaitu mengenai Sutra Pitaka dan Abhidharma
Tujuan
1)      Membahas tentang perbedaan mengenai Dhamma di antara para Bhikkhu dari berbagai sekte agama Buddha
2)      Menjaga kemurnian Sangha dari bhikkhu-bhikkhu palsu
8
Hasil
Penggenapan  Tri Pitaka dimana literature Abhidharma yang seluruhnya berjumlah seluruhnya 7 kitab, diakui untuk pertama kalinya sebagai salah satu bagian dalam Tri Pitaka
Hasil
1)      Diterimanya Kathavatu-pakarana sebagai bagian dari Abhidhamma Pitaka.
2)      Raja Asoka menetapkan maklumat batu pilar seperti yang dijumpai di Sarnath, Kosambi, dan Sanchi, dan menetapkan bahwa setiap orang yang mencoba melakukan penyimpangan dalam Sangha harus menanggalkan jubah dan meninggalkan vihara.
3)      Sebanyak 60.000 bhikkhu palsu dipaksa untuk meninggalkan Sangha
9
Dampak
Para bhikkhu yang tidak setuju dengan Sthaviravada memisahkan diri dan membentuk kelompok yang disebut Sarvastivada
Dampak
  1. Kelompok Sthaviravada pecah menjadi 2, Sthaviravada & Sarvastivada
  1. Disebarkannya Dhammaduta untuk menyebarkan Dhamma di 9 negara.
  1. Terjaganya kemurnian Sangha

Konsili IV Mahayana
Konsili IV Theravada
1
Pemimpin
Vasumitra & Asvaghosa
1
Pemimpin
Bhikkhu Rakkhita
2
Peserta
500 Bhikkhu

Peserta
500 bhikkhu
3
Tempat
Purusapura, Kashmir

Tempat
Alu Vihara, Goa Aloka, Desa Mantale, Sri Lanka
4
Sponsor
Raja Kanishka

Sponsor
Raja Vatta Gamanabhaya, dan di bawah perlindungan menteri kerajaan.
5
Waktu
78 M

Waktu
83 Masehi
6
Latar Belakang
1)      Banyak timbul sutra-sutra yang tidak terdapat dalam konsili sebelumnya dan dipercaya berasal dari ucapan Sang Buddha sendiri oleh beberapa sekte Agama Buddha
2)      Raja Kanishka yang tertarik dengan Agama Buddha, menginginkan setiap hari ada seorang bhikkhu yang bisa memberi nasihat padanya. Tapi, karena bhikkhu yang mendampinginya berasal dari banyak sekte, maka timbul perbedaan dan pertentangan antara saran bhikkhu yang satu dengan bhikkhu lainnya. Oleh karena ingin menyelesaikan pertentangan dari para bhikkhu tersebut, maka Raja Kanishka meminta saran kepada Bhikshu Parva, yang akhirnya menyarankan untuk mengadakan konsili dengan mengundang semua bhikshu dari semua aliran.

Latar Belakang
1)      Sri Lanka sering menghadapi bahaya dari non-Buddhis, seperti Bangsa Tamil yang menyatakan perang. Peperangan itu menimbulkan pusat-pusat belajar Agama Buddha seperti Mahavihara menjadi hancur.
2)      Sri Lanka menghadapi kesulitan ekonomi, membuat para bhikkhu berpikir tentang bahaya bilamana Tipitaka tetap dalam hafalan.
3)      Banyak orang yang tidak bertanggung jawab memasuki Saïgha, sehingga antusias penerusan Tipitaka mengalami kemerosotan.
4)      Semakin terasa bahwa semakin sedikit orang yang mampu menghafal Tipitaka.
5)      Muncul kelompok Abhayagiri yang terpisah dari Mahavihara, Raja lebih mendukung Abhayagiri.
7
Tujuan
1)      menyelesaikan pertentangan para bhikshu yang berbeda sekte.2)      Memantapkan pendekatan filsafat Abhidharma dalam Agama Buddha.

Tujuan
1)      Menjaga kemurnian Dhamma Vinaya dan Sangha.2)      Melestarikan Tipitaka secara autentik.
8
Hasil
Penyusunan komentar Vibhasa, baik komentar yang singkat (vibhasa) maupun komentar yang lengkap (mahavibhasa) yaitu suttavibhasa, vinayavibhasa dan Abhidharmavibhasa.

Hasil
Tipitaka dalam Bahasa Pàli ditulis untuk pertama kalinya dan juga kitab Atthakatha yang tulis pada daun lontar
9
Dampak
  1. masuknya pendekatan filsafat dalam memahami Buddha Dhamma.
  2. secara politis dan sosiologi: terbuka kesempatan untuk berkembang dan menyebar kekawasan baru melalui utara menuju Asia Timur.

Dampak
Tipitaka dalam bentuk kitab, pada akhirnya menyebar ke Myanmar, Thailand, Laos, dan Kamboja, tanpa adanya penyimpangan.

1 komentar: