Sidang Sangha Buddhis
Konsili I-IV
Menurut Mahayana dan Theravada
|
KONSILI II VERSI MAHAYANA
|
KONSILI II VERSI THERAVADA
|
||||
|
1
|
Pemimpin
|
Bhikkhu Yassa
|
1
|
Pemimpin
|
Y.A.Revata dibantu Y.A. Yasa
|
|
2
|
Peserta
|
-
|
2
|
Peserta
|
700 Arahat
|
|
3
|
Tempat
|
Vaisali
|
3
|
Tempat
|
Vaisali
|
|
4
|
Sponsor
|
-
|
4
|
Sponsor
|
Raja Kalasoka
|
|
5
|
Waktu
|
434 S.M / 550 S.M.(110 -137 tahun
setelah Konsili I)
|
5
|
Waktu
|
443 S.M (100 tahun setelah Konsili
I), selama 4 bulan
|
|
6
|
Latar Belakang
|
Perbedaan soal penafsiran Dharma
dan Vinaya.
|
6
|
Latar Belakang
|
Penyimpangan Vinaya oleh
sekelompok bhikkhu dari Suku Vajji, yaitu melaksanakan Dasa Vatthuni
|
|
7
|
Tujuan
|
Membahas masalah perlunakan Vinaya
oleh kelompok bhikkhu dari Vaisali (Suku Vajji)
|
7
|
Tujuan
|
Meluruskan penyimpangan Vinaya,
yang dilakukan oleh Kelompok Bhikkhu Suku Vajji
|
|
8
|
Hasil
|
Menetapkan Kelompok Bhikkhu dari
Vaisali, melanggar Vinaya
|
8
|
Hasil
|
1)
Menyatakan Kelompok Bhikkhu Suku Vajji melanggar Vinaya
2)
Pembacaan ulang Dhamma dan Vinaya oleh 700 Arahat
|
|
9
|
Dampak
|
1)
Sangha terpisah menjadi 2 kelompok, yaitu Staviravada dan Mahasanghika
2)
Pada masa selanjutnya, muncul sekolah-sekolah Buddhis (school of Buddhism)
|
9
|
Dampak
|
1)
Muncul gugatan dari kelompok Bhikkhu Mahadeva terhadap otoritas Arahat dalam
menentukan Dhamma dan Vinaya
2)
Sangha terpisah menjadi 2 kelompok, yaitu Staviravada dan Mahasanghika
3)
Pada masa selanjutnya, muncul sekolah-sekolah Buddhis (school of Buddhism)
|
|
Konsili III Mahayana
|
Konsili III Theravada
|
|||
|
1
|
Pemimpin
|
Arahat
Moggaliputa
Tissa
|
Pemimpin
|
Arahat
Moggaliputa
Tissa
|
|
2
|
Peserta
|
-
|
Peserta
|
1000
orang bhikkhu
|
|
3
|
Tempat
|
Pataliputra
|
Tempat
|
Pataliputta
|
|
4
|
Sponsor
|
Raja
Asoka Wardana
|
Sponsor
|
Raja
Asoka Wardana
|
|
5
|
Waktu
|
247
SM
|
Waktu
|
249
SM Selama 9 bulan
|
|
6
|
Latar Belakang
|
Diantara golongan Sthaviravada
terdapat kelompok Bhikkhu yang tidak setuju dengan doktrin Sthaviravada
|
Latar Belakang
|
1)
Karena adanya perbedaan mengenai Dhamma di antara para Bhikkhu dari berbagai
sekte agama Buddha
2)
Pada masa pemerintahan Raja Asoka, Sangha mendapat bantuan yang luar biasa
dari kerajaan. Hal tersebut, dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab, yaitu dengan masuk menjadi anggota Sangha bhikkhu karena hanya
ingin mendapat tunjangan dan berbagai kemudahan yang diberikan kerajaan,
tanpa mendalami Dhamma. Hal ini meresahkan Raja Asoka, dan beliau mengundang
Arahat Moggaliputa Tissa, yang kemudian memimpin konsili III untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
|
|
7
|
Tujuan
|
Membahasa tentang perbedaan
mengenai ajaran yaitu mengenai Sutra Pitaka dan Abhidharma
|
Tujuan
|
1)
Membahas tentang perbedaan mengenai Dhamma di antara para Bhikkhu dari
berbagai sekte agama Buddha
2)
Menjaga kemurnian Sangha dari bhikkhu-bhikkhu palsu
|
|
8
|
Hasil
|
Penggenapan Tri Pitaka
dimana literature Abhidharma yang seluruhnya berjumlah seluruhnya 7 kitab,
diakui untuk pertama kalinya sebagai salah satu bagian dalam Tri Pitaka
|
Hasil
|
1)
Diterimanya Kathavatu-pakarana sebagai bagian dari Abhidhamma Pitaka.
2)
Raja Asoka menetapkan maklumat batu pilar seperti yang dijumpai di Sarnath,
Kosambi, dan Sanchi, dan menetapkan bahwa setiap orang yang mencoba melakukan
penyimpangan dalam Sangha harus menanggalkan jubah dan meninggalkan vihara.
3) Sebanyak
60.000 bhikkhu palsu dipaksa untuk meninggalkan Sangha
|
|
9
|
Dampak
|
Para bhikkhu yang tidak setuju
dengan Sthaviravada memisahkan diri dan membentuk kelompok yang disebut
Sarvastivada
|
Dampak
|
|
|
Konsili IV Mahayana
|
Konsili IV Theravada
|
||||
|
1
|
Pemimpin
|
Vasumitra
& Asvaghosa
|
1
|
Pemimpin
|
Bhikkhu
Rakkhita
|
|
2
|
Peserta
|
500
Bhikkhu
|
Peserta
|
500
bhikkhu
|
|
|
3
|
Tempat
|
Purusapura,
Kashmir
|
Tempat
|
Alu
Vihara, Goa Aloka, Desa Mantale, Sri Lanka
|
|
|
4
|
Sponsor
|
Raja
Kanishka
|
Sponsor
|
Raja
Vatta Gamanabhaya, dan di bawah perlindungan menteri kerajaan.
|
|
|
5
|
Waktu
|
78
M
|
Waktu
|
83
Masehi
|
|
|
6
|
Latar Belakang
|
1)
Banyak timbul sutra-sutra yang tidak terdapat dalam konsili sebelumnya dan
dipercaya berasal dari ucapan Sang Buddha sendiri oleh beberapa sekte Agama
Buddha
2)
Raja Kanishka yang tertarik dengan Agama Buddha, menginginkan setiap hari ada
seorang bhikkhu yang bisa memberi nasihat padanya. Tapi, karena bhikkhu yang
mendampinginya berasal dari banyak sekte, maka timbul perbedaan dan
pertentangan antara saran bhikkhu yang satu dengan bhikkhu lainnya. Oleh
karena ingin menyelesaikan pertentangan dari para bhikkhu tersebut, maka Raja
Kanishka meminta saran kepada Bhikshu Parva, yang akhirnya menyarankan untuk
mengadakan konsili dengan mengundang semua bhikshu dari semua aliran.
|
Latar Belakang
|
1)
Sri Lanka sering menghadapi bahaya dari non-Buddhis, seperti Bangsa Tamil
yang menyatakan perang. Peperangan itu menimbulkan pusat-pusat belajar Agama
Buddha seperti Mahavihara menjadi hancur.
2)
Sri Lanka menghadapi kesulitan ekonomi, membuat para bhikkhu berpikir tentang
bahaya bilamana Tipitaka tetap dalam hafalan.
3)
Banyak orang yang tidak bertanggung jawab memasuki Saïgha, sehingga antusias
penerusan Tipitaka mengalami kemerosotan.
4)
Semakin terasa bahwa semakin sedikit orang yang mampu menghafal Tipitaka.
5)
Muncul kelompok Abhayagiri yang terpisah dari Mahavihara, Raja lebih
mendukung Abhayagiri.
|
|
|
7
|
Tujuan
|
1)
menyelesaikan pertentangan para bhikshu yang berbeda
sekte.2) Memantapkan pendekatan filsafat
Abhidharma dalam Agama Buddha.
|
Tujuan
|
1)
Menjaga kemurnian Dhamma Vinaya dan Sangha.2)
Melestarikan Tipitaka secara autentik.
|
|
|
8
|
Hasil
|
Penyusunan komentar Vibhasa, baik
komentar yang singkat (vibhasa) maupun komentar yang lengkap (mahavibhasa)
yaitu suttavibhasa, vinayavibhasa dan Abhidharmavibhasa.
|
Hasil
|
Tipitaka dalam Bahasa Pàli ditulis
untuk pertama kalinya dan juga kitab Atthakatha yang tulis pada daun lontar
|
|
|
9
|
Dampak
|
|
Dampak
|
Tipitaka dalam bentuk kitab, pada
akhirnya menyebar ke Myanmar, Thailand, Laos, dan Kamboja, tanpa adanya
penyimpangan.
|
|






Mana yang 5-6
BalasHapus